Dewi ular - ada apa dengn setan | Page 7

sultan
Buron seperti bicara di telepon.
Hanya dia yang mendengar suara lawan bicaranva.

"Wah, sorry, ya... malam ini dia lagi nggak terima tamu.
Jadi sebaiknya you pulang saja dan jangan coba-coba berani
memaksakan diri masuk ke sini tanpa izin dariku: Buron
Sanjaya! Paham?!"

"Eh, sejak kapan lu pakai tambanan nama Sanjaya?
Jangan...."

"Sssst...!!" hardik Buron lagi pada Sandhi. Lalu, ia bicara
dengan nada agak keras lagi. Tapi bukan berarti ia berteriak.

"Oh , ya ..?! Aku dan Sandhi...? Ooh, kamu kenal Sandhi
juga?! Jadi kamu siapa sebenarnya? Bilang aja terus terang
supaya...."

Diam sejenak, lalu berkata lagi sambil tersenyum lega.

"Oooooh, kamuuuu...."


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Siapa dia?! Siapa, Ron?!"Buron tak menggubris pertanyaan
Sandhi.

"Ya, ya, ya... akumasih ingat! Kalau begitu, sebentar..."

Buron mengibaskan tangannya ke atas dengan dua jarinya
yang mengeras tegak. Seperti menoreh malam purnama.
Craaalp...! Tampak kilatan cahaya kuning yang keluar dari jari.
Lalu, cahaya seperti kilat tanpa suara itu pun bergerak cepat
di udara. Gerakan cahaya kuning itu seperti seekor kelabang
liar, diiringi percikan buaga api tipis yang juga tanpa suara.

"Yaa, silakan masuk...!" seru Buron. Rupanya ia tadi
membuka pagar gaib dengan kesaktiannya, sehingga tempat
itu bisa dimasuki oleh sang tamu..

Buron sengaja tidak mau memberitahu Sandhi siapa tamu
yang berkunjung malam itu. Sandhi disuruh menebak, tapi
Sandhi tidak mau coba-coba menebaknya. Ia justru mendesak
Buron sampai akhirnya desakan itu berhenti sendiri akibat
munculnya cahaya aneh. Cahaya itu seperti serpihan permata
tapi berwarna biru uranium.

Kerlap-kerlip serpihan biru itu segera membentuk lapisan
udara menjadi seperti tabung kaca yang berdiri tegak dalam
ukuran besar. Makin lama semakin terang. Makin tampak
sesosok bayangan yang ditaburi serpihan cahaya biru
uranium. Pada detik berikutnya bayangan itu menjadi jelas
dan serpihan cahaya uranium itu lenyap. Zzzuubs...!

"Oooo, kamuuu...!!" sapa Sandhi dengan keramahan dan
sikap yang sangat bersahabat. Ia segera berjabatan tangan
dengan sang tamu yang ternyata seorang lelaki muda, berusia
sekitar 30 tahun.

Lelaki muda itu mengenakan pakaian serba ketat warna
biru mengkilat, dari kain jenis metal. Ia memiliki wajah yang
ganteng, berkharisma dan terkesan sangat jantan. Istilah
sekarang charming, artinya, menarik dan menggugah gairah
sensual wanita.


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Karena memang ketampanannya yang jantan itu
memancarkan persahabatan yang dalam kepada siapa pun,. Ia
memiliki rambut panjang, lurus sepundak lebih. Matanya
bening, agak sayu jika memandang lawan bicaranya, dan
memiliki alis yang tebal. namun rapi. Pemuda gagah yang
tingginya sekitar 173 centimeter itu ���nah mendapat julukan
dari Kumala Dewi sebagai 'si pemilik senyuman maut'. Kumala
menjulukinya demikian, karena jika pemuda itu tersenyum,
maka pesona keindahan senyumannya dapat membuat hati
lawan jenisnya bergetar kagum dan terbakar gairah mesra.

"Saking lamanya kita berpisah," kata Buron. ".... aku
sampai lupa mengenali ciri-ciri energi gaibmu, Biggan."

"Aku bisa memakluminya, Buron. Aku malah mau tertawa
sendiri tadi sewaktu kamu kebingungan mencari jejak
energiku,"

"Pantesan bisa nyebutin namaku segala," sahut Sandhi, "...
nggak tahunya yang datang adalah sang Perwira Utama dari
planet jauh...!"

Tamu istimewa mereka malam purnama ini adalah Perwira
Utama dari planet Aqurin, yaitu, sebuah planet yang terletak di
luar gugusan bintang kita. Tamu dari galaksi lain itu bernama
Biggan Mouzax, yang memang memiliki daya tarik sangat
kuat, terutama bagi lawan jenisnya. Daya pemikatnya yang
menyerupai ilmu pelet itu tercipta karena Biggan memiliki
jantung sembrani, yaitu jantung yang terbuat dari kristal.

Sekitar delapan bulan yang lalu Biggan pernah hadir ke
bumi dan membantu Kumala rnenggagalkan rencana
munculnya exodus, perpindahan besar-besaran yang
dilakukan oleh penghuni alam gaib kealam manusia. Kumala
dan Biggan menangkal bencana tersebut dengan
menggunakan jantung semberani-nya Biggan, (Baca serial
Dewi Ular dalam episode: "Perang Gaib").

"Di mana kapalmu, Big?" tanya Sandhi.


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Kutambatkan di angkasa "

"Nggak takut kesamber petir?" kata Buron sambil tertawa
kecil.

"Sudah kuperhitungkan soal itu, jadi... tidak ada yang perlu
dikhawatirkan lagi," Biggan bicara dengan senyum
keramahannya yangselalu membayangi tiap gerakan bibirnya.

"Kau sengaja datang untuk menemui Kumala atau..."

"Mungkin kalau bahasa kalian adalah... beranjang sana,"
sahut Biggan. "Kangen. Kepingin ketemu kalian."

Biggan pandai berbahasa bumi. Bahkan dapat mengikuti
gaya gaul anak muda zaman sekarang. Juga, ia dapat
beradaptasi dengan gaya hidup metropolis. Karena, ia
memang punya kemampuan khusus yang hampir mirip
dengan kemampuan yang dimiliki Dewi Ular, yaitu mampu
mengcopy peradaban setempat, sehingga otak dan instingnya
akan bekerja secara otomatis untuk melakukan adaptasi.

Bedanya, Kumala Dewi banyak menggunakan kekuatan
magisnya untuk melakukan hal-hal yang diluar kemampuan
manusia biasa, sedangkan sang perwira tampan dari seberang
galaksi ini lebih banyak menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi paling modern.

Namun bukan berarti Biggan tidak memiliki energi gaib. Dia
memiliki energi supranatural itu, hanya saja tidak lebih
dominan dari teknologi tingkat tingginya. Potensi gaibnya
itulah yang membuat Biggan dapat mengetahui di mana
keberadaan Kumala Dewi sekarang. Oleh sebab itu ia tidak
nyasar ke rumah Kumala yang dulu.

"Sayang sekali, Kumala sedang nggak bisa terima tamu
malam ini," kata Sandhi sewaktu Biggan menanyakan
kebenaran kata-kata Buron tadi mengenai Kumala Dewi.

"Aku berharap kamu
Continue reading on your phone by scaning this QR Code

 / 21
Tip: The current page has been bookmarked automatically. If you wish to continue reading later, just open the Dertz Homepage, and click on the 'continue reading' link at the bottom of the page.