Dewi ular - ada apa dengn setan | Page 4

sultan
Eddy sampai beberapa saat,. kemudian
tersenyum dengan senyuman hambar.

"Oo, ya... Bang ..Eddy, kan?" .

"Naah, benar, benar... kalau ini. siapa nih yang di sebelah
gue?"

"Hmmm, Mas Budi, Pa kabar Mas Budi ?"

"Baik, Rub,., senang sekali aku bisa lihat kamu kembali.
Makanya aku sama. Sarman dan yang lain datang kemari buat
tengok kamu."

"Makasih, Mas Budi... Eeeh, Sarman, Jamil... 'pa kabar?"


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Rubby masih seperti kemarin. Masih ramah terhadap siapa
pun. Hanya daya ingatnya yang lamban. Karena itulah ia tak
dapat menjawab pertanyaan mereka yang rata-rata bernada
sama.

"Bagaimana kau bisa keluar dari liang kubur? ��� yang
kamu alami di alam kubur sana?"

Agaknya ingatan masalah itu yang paling parah bagi
Rubby. Ia tak mampu mengingat bagaimana ia bisa keluar
dari liang kubur dan ��� saja yang ia alami di alam kubur
sana. Namun untuk yang bersifat umum, Rubby masih mampu
mengingatnya. Satu-satunya ingatan yang dapat masih
terekam dalam benaknya adalah saat ia turun dari taksi yang
mengantarnya pulang, beberapa menit yang lalu.

"Darimana kau naik taksi?"

"Nggak tahu, ��k," jawab Rubby kepada ��� Marwan,
ketua RT setempat.

"Lalu, kamu bayar uang argo taksi itu?"

"Iya, ���."

"Duitmu dari mana?"

"Itu dia, ��k... saya nggak tahu. Saya juga bingung tahutahu
bisa berada dalam taksi dan punya uang di kantong,
dan... pakai pakaian ini."

Waktu itu Rubby menggnakan celana jeans belel yang
dilipat bawahnya karena kepanjangan, serta kaus merah yang
dirangkapi kemeja kotak-kotak tanpa dikancingkan. Kemeja itu
juga berukuran besar, sepertinya bukan disiapkan untuk
ukuran badan Rubby.

"Dia butuh waktu buat menenangkan kondisi jiwanya," kata
Yannu kepada ketua RT setempat. "Kasihan kalau dia dihujani
pertanyaan terus-menerus, sementara daya ingatnya masih
lemah."


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ya, ya... bapak juga sependapat denganmu, Yan. Biar
bapak yang urus orang-orang ini supaya pulang. Kamu bawa
masuk si Rubby dan kunci pintunya. Jangan boleh menemui
siapa-siapa dulu, ya?"

Bukan hanya masyarakat setempat yang bertanya-tanya
tentang bagaimana Rubby bisa keluar dari liang kubumya,
tetapi Rubby sendiri selalu bertanya dalam hati demikian.
Sebab, dengan jujur ia mengaku kepada Yannu, bahwa ia
masih ingat ketika tiga penumpang taksinya melakukan
kekerasan untuk membawa kabur taksi tersebut.

"Setelah mereka menikamku beberapa kali dari kiri,
pandangan mataku tiba-tiba gelap, Yan. Karena, aku merasa
ada benda keras menimpa kepalaku. Lalu, leherku seperti
merasa mau putus. Aku nggak bisa bernapas. Akhirnya aku
meronta dan bisa terlepas dari semua itu. Tapi aku heran,
mengapa aku melihat tubuhku sendiri terkapar di tepi sungai?
Aku melayang... melayang... terus melayang nggak tahu
tujuan. Aku mencoba menemuimu, dan bilang kalau tubuhku
di tepi sungai, tapi kamu diam saja. Nggak dengar suaraku.
Yang lain juga nggak ada yang mau menanggapi
pengaduanku, termasuk petugas polisi yang bersamamu
waktu itu. Aku sedih sekali. Lalu, kutinggalkan kalian..."

"Sorry, Rub ... aku memang nggak dengar suaramu, tapi
aku merasa waktu itu kau menuntunku untuk melintasi jalan
menuju luar kota itu sampai akhirnya aku dan petugas
kepolisian menemukan dirimu sudah tidak bernyawa di tepi
sungai,"

"Jadi, waktu aku bicara sama kamu itu, aku sudah mati
ya?"

"Kayaknya begitu, Rub. Ah, sudahlah..., sekarang
istirahatlah dulu., Jangan mikirin apa-apa dulu. Mungkin kalau
kamu udah istirahat cukup kamu baru bisa mengingat
semuanya."


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Malam kian bungkam. Cahaya purnama kian terang.

Yannu sengaja berbaring di sofa panjang, diruang tamu.
Kamar tidur sengaja diperuntukkan Rubby agar mencapai
tingkat ketenangan yang mendalam. Ia tak ingin ketenangan
Rubby terganggu oleh kegelisahan dirinya yang sampai
sekarang masih belum bisa menerima kenyataan ini. Seumur
hidupnya baru sekarang Yannu melihat seseorang yang sudah
meninggal dan berada dalam liang kubur hampir 40 hari, tahutahu
hidup lagi dan keluar dari liang kuburnya.

"Sebenarnya ��� yang dialami dia selama dalam
kematiannya?" pikir Yannu sambil membayangkan upacara
pemakaman jenazah Rubby beberapa hari yang lalu.

"Apakah benar dia Rubby teman sekampungku, atau
kekuatan setan yang menjelma menjadi Rubby ? Aku khawatir
dia bukan temanku yang dulu: Hmmm...mungkin lebih baik
aku menemui teman lamaku, yang sekarang menjadi sopir
kepercayaan gadis paranormal itu. Kalau nggak salah
namanya... Kumala Dewi. Ya, ya .... aku ingat itu "

Yannu mulai sedikit memperoleh kelegaan batin.

"Kayaknya Sandhi bisa membantuku menyingkap
kemisteriusan ini. Tapi, ooh, ya... katanya kalau bulan,
purnama begini, bossnya Sandhi yang jadi paranormal
kondang itu nggak terima tamu mana pun. Hmm, tapi kalau
aku menemui mereka besok siang, kan nggak ada masalah,
ya? Kumala Dewi mau terima tamu siang harinya kan?"

Yannu dulu juga bekas sopir taksi. Ketika itulah ia
berkenalan dengan Sandhi, yang pada waktu itu juga sebagai
sopir taksi. Belum menjadi sopir pribadinya Kumala Dewi.
Terakhir kalinya Yannu bertemu Sandhi sekitar 8 bulan yang
lalu.. Sandhi menceritakan kehidupannya yang sekarang lebih
mapan daripada dulu. Dari situlah Yannu tahu bahwa Sandhi
menjadi sopir pribadinya seorang gadis cantik yang memiliki


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kekuatan supranatural cukup tinggi dan bernama Kumala
Dewi.

Benar seperti renungan Yannu tadi, bahwa Kumala Dewi
tidak mau terima tamu pada malam bulan purnama
Continue reading on your phone by scaning this QR Code

 / 21
Tip: The current page has been bookmarked automatically. If you wish to continue reading later, just open the Dertz Homepage, and click on the 'continue reading' link at the bottom of the page.